
Kesabaran
Bukanlah kesabaran jika ada batasnya dan bukanlah keikhlasan
jika masih terbelenggu sakit hati.
Kesabaran bukanlah hanya berdiam diri,
orang yang berkata sabar tanpa melakukan apapun
berarti sedang menunggu kehancuran diri.
Sabar tak bisa dipisahkan dari tawakkal, karena tanpa tawakkal
bukalah sabar yang sebenarnya. Sabar merupakan benteng yang
kuat untuk membangun kembali kekuatan untuk meraih apa yang
tertunda. Tanpa kesabaran saat ini, berarti kita tidak punya
harapan untuk meraih keberhasilan yang ada di depan.
Kesabaran seseorang dapat terlihat dari apa yang seseorang
katakan dan lakukan saat kesempitan menghimpitnya.
Bersabarlah saat menghadapi orang lain, karena tanpa kita sadari,
kitapun telah banyak menuntut kesabaran dari orang lain.

Firman Allah Ta’ala:
“Apa yang di sisi kamu itu akan hilang dan apa yang di sisi Allah itu yang kekal. Dan akan Kami berikan kepada orang-orang yang sabar itu pembalasan, menurut yang telah mereka kerjakan dengan sebaik-baiknya” (An-Nahl:96)
Akhir kalam, berkata sebagian orang ‘arifin:
Ahlush-shabri (golongan yang sabar) itu adalah di atas tiga maqam:
Pertama, orang-orang yang meninggalkan nafsu syahwat, dan ini adalah derajat orang-orang yang taubat (mutawwabiin).
Kedua, orang-orang yang ridha dengan yang ditakdirkan Tuhan, dan ini adalah derajat orang-orang zahid.
Ketiga, orang-orang yang suka kepada apa yang diperbuat Tuhannya, dan ini adalah derajatorang-orang shiddiq (ash-shiddiqin).“